Superhero diidentikkan dengan kostum, seragam dan yang paling
dikenal, selalu memakai topeng. Konon, topeng digunakan protagonis filem superhero
sebagai bentuk perlindungan. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan demi
keselamatan orang-orang terdekatnya. Superhero rentan terpapar bahaya karena perannya
sebagai penyelamat, dan itu berbahaya bagi orang di sekelilingnya. Agar misinya
dalam menyelamatkan dunia, menegakkan keadilan atau menumpaskan penjahat, tidak
berbalik meneror orang-orang yang mengenalnya.
Logika topeng superhero
dapat dianalogikan dalam kaitannya dengan kenyataan. Realitas tanpa tokoh
superhero dengan aksinya yang heroik, hanya kehidupan sehari-hari yang rutin
dilakoni manusia. Semua orang pun dapat diandaikan memakai topeng, bukan untuk
tujuan melindungi orang lain, tetapi demi diri sendiri. Bukan pula topeng fisik
lengkap dengan irah-irahan ala superhero, melainkan wajah sendiri. Wajah bertopeng,
dapat berupa mimik, gestur atau kerutan tersirat hasil latihan bertahun-tahun. Munculnya
pengandaian seperti bermuka dua, air mata buaya, tebal muka dll, bisa jadi
bukti, manusia memiliki topeng transparan di wajahnya. Bertopeng adalah hal
yang manusiawi. Topeng bisa jadi bentuk proteksi, respon atau spontanitas yang
lahiriah ada pada siapapun.
0 comments:
Posting Komentar